Minggu, 07 November 2021

Sejarah Perkembangan Akuntansi

    


    Berdasarkan catatan sejarah, pencatatan tertua berupa pencatatan pembayaran gaji, berasal dari Babilonia pada tahun 3600 tahun Sebelum Masehi. Penemuan pencatatan lainnya juga diperoleh di Mesir dan Yunani Kuno. Pencatatan yang dilakukan belum sistematis dan sering tidak lengkap serta terbatas pada operasi keuangan khusus atau bagian dari transaksi. Akuntansi atau pencatatan suatu usaha lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada saat itu.

   Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan dikembangkannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang-pedagang di Kota Venesia. Venesia merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Orang pertama yang memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan adalah Luca Pacioli pada tahun 1494. Dia meruapakan pemuka agama dan ahli ilmu pasti yang merupakan penerbit dari buku yang berjudul "Summa de Arithmatica, Geometrika, Proportioni ef Proportionalita". Dalam buku tersebut terdapat bagian yang berisi pelajaran pembukuan yang ditunjukkan untuk kepentingan pengusaha. Bagian buku ini terdiri dari 37 bab, dengan judul Tractatus de Computis et Scriptorio. Oleh karena itu, Luca Pacioli dianggap sebagai orang yang pertama memperkenalkan pembukuan berpasangan atau pembukuan akuntansi. Sehingga, para pengikutya menamakan dia sebagai "Bapak Akuntansi".

    Suatu kegiatan sejarah Islam menyatakan bahwa akuntansi dalam Islam bukan merupakan ilmu yang baru. Di dalam peradaban Islam sudah dikenal baitul maal yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Bendahara Negara yang menjamin kesejahteraan sosial. Masyarakat muslim telah memiliki akuntansi yang disebut kitabab al Amwal (Muhammad, 2002;8). Dalam Al-Quran telah menggariskan adanya konsep akuntansi yang harus diikuti oleh pelaku bisnis di dalam jual beli (muamalah) sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al-Baqarah Ayat 282.

    Selanjutnya, akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan peradaban manusia yang menghendaki berbagai informasi keuangan yang makin kompleks, akurat, serta kecepatan dalam pelaporan. Para pengguna membutuhkan guna membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi.

    Pembukuan (bookkeeping) mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642, yaitu setelah adanya UU Tanam Paksa oleh Belanda. Pembukuan yang biasa dikenal dengan tata buku merupakan tindakan pencatatan secara teratur dan sistematis tentang segala transaksi keuangan dan segala akibat yang ditimbulkan oleh transaksi tersebut. Tata buku ini menyangkut kegiatan yang bertujuan untuk menyajikan informasi berdasarkan pada data keuangan.

    Pada zaman pendudukan Belanda inilah banyak pengusaha-pengusaha Belanda menerapkan sistem pembukuan. Sistem pembukuan Belanda dengan konsep sistem akuntansi lebih dikenal dengan sistem kontinental. Pada zaman pendudukan Jepang, Indonesia masih menggunaan sistem kontinental karena banyak pengusaha yang masih memakai tenaga yang berasal dari Belanda, walaupun berangsur-angsur perannya mulai berubah dan berkurang. 

    Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan mulai berkembang di Amerika yang sering disebut dengan accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi maka pada pertengahan abad ke-20 dipakailah komputer sebagai pengolahan data akuntansi, sehingga data akuntansi dapat diselesaikan dengan baik dan efisien. Pada zaman Indonesia sudah merdeka, pembukuan masih menggunakan sistem kontinental karena banyak lembaga pendidikan yang masih menggunakan tenaga pengajar dari Belanda. Setelah tahun 1960, Indonesia mulai menggunakan sistem Amerika, yaitu Anglo Saxon karena dipandang lebih efisien dan praktis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting dan Neraca Saldo

  A.      PENGERTIAN BUKU BESAR PEMBANTU (SUBSIDIARY LEDGER) Dalam perusahaan dagang terdapat dua macam buku besar, yaitu buku besar utama...